Minggu, 29 Desember 2019

SQL server basis data

Cara Membuat Basis Data SQL Server

Basis data SQL Server adalah basis data yang paling umum digunakan berkat kemudahan untuk membuat dan merawatnya. Dengan program antarmuka grafis pengguna (GUI) seperti SQL Server Management, Anda tidak perlu khawatir untuk repot-repot menggunakan baris perintah (command line). Lihatlah Langkah 1 di bawah untuk membuat basis data dan mulai memasukkan informasi ke dalamnya hanya dalam hitungan menit.

Langkah

  1. 1
    Pasang program SQL Server Management Studio. Program ini tersedia secara gratis dari Microsoft, dan Anda dapat menggunakannya agar dapat terhubung dengan server SQL dan mengaturnya melalui antarmuka grafis, bukan menggunakan baris perintah.
    • Untuk memulai hubungan jarak jauh dengan server SQL, Anda memerlukan program SQL Server Management atau sejenisnya.
    • Pengguna Mac dapat menggunakan program open-source seperti DbVisualizer atau SQuirreL SQL. Antarmuka yang dimiliki mungkin berbeda, tetapi prinsip umum yang berlaku tetap sama.[1]
    • Untuk mempelajari cara membuat basis data dengan alat baris perintah, lihatlah panduan ini.
  2. 2
    Mulailah SQL Server Management Studio. Ketika Anda pertama kali memulai program ini, Anda akan ditanyakan ke server mana Anda ingin terhubung. Jika Anda sudah memiliki server yang aktif dan berjalan, dan memiliki izin yang dibutuhkan untuk terhubung ke dalam server tersebut, Anda dapat memasukkan alamat server dan informasi perizinan. Jika Anda ingin membuat basis data lokal, isi Database Name dengan . dan Authentication Type menjadi "Windows Authentication".
    • Klik Connect untuk melanjutkan.
  3. 3
    Temukan direktori Databases. Setelah terhubung dengan server, baik server lokal ataupun server jauh, jendela Object Explorer akan terbuka di sisi kiri layar. Di bagian atas pohon Object Explorer, terdapat server tempat Anda terhubung. Jika pohon server tidak terbuka dan meluas, klik ikon "+" di sebelahnya. Temukan direktori Databases.[2]
  4. 4
    Buatlah basis data baru. Klik kanan direktori Databases, lalu pilih "New Database...". Sebuah jendela akan muncul, dan Anda dapat mengatur basis data sebelum membuatnya di dalam jendela tersebut. Beri nama pada basis data tersebut sehingga Anda dapat mengenalinya. Kebanyakan pengguna dapat membiarkan sisa pengaturan lainnya sesuai dengan pilihan standar.[3]
    • Anda akan menyadari bahwa ketika nama basis data diketikkan, dua berkas tambahan akan dibuat secara otomatis: yaitu berkas Data dan Log. Berkas Data menampung semua data di dalam basis data, sedangkan berkas Log digunakan untuk memantau perubahan di dalam basis data.
    • Klik OK untuk membuat basis data. Anda akan melihat basis data yang baru muncul di dalam direktori Databases yang telah diperluas. Basis data memiliki ikon tabung.
  5. 5
    Buatlah sebuah tabel. Basis data hanya dapat menyimpan data jika Anda membuat struktur untuk data. Tabel menampung informasi yang dimasukkan ke dalam basis data, dan Anda perlu membuatnya sebelum melanjutkan ke tahap-tahap berikutnya. Perluas basis data baru yang terdapat di dalam direktori Databases, lalu klik kanan pada direktori Tables dan pilih "New Table...".
    • Jendela tempat Anda dapat memanipulasi tabel baru akan terbuka pada sisa ruang kosong di dalam layar.
  6. 6
    Buatlah Primary Key. Anda sangat disarankan untuk membuat Primary Key sebagai kolom pertama di dalam tabel. Primary Key berperan sebagai nomor ID, atau nomor catatan, yang berguna agar Anda dapat memanggil data kembali dengan mudah. Untuk membuatnya, masukkan "ID" ke dalam ruas Column Name, lalu ketikkan int ke dalam ruas Data Type dan hilangkan centang pada "Allow Nulls". Klik ikon kunci pada bilah alat untuk mengatur kolom sebagai Primary Key.
    • Jangan sampai terdapat nilai kosong (null) di dalam kolom Primary Key, karena nilai di dalam catatan harus dimulai paling tidak dari "1". Jika Anda membuarkan nilai kosong, nilai pertama yang dimasukkan adalah "0".
    • Di dalam jendela Column Properties, gulung jendela ke bawah hingga Anda menemukan opsi Identity Specification. Perluas opsi dan atur "(Is Identity)" menjadi "Yes". Dengan begini, nilai kolom ID akan bertambah setiap kali data baru dimasukkan, sehingga proses penomoran setiap catatan baru akan dilakukan secara otomatis dan efektif.
  7. 7
    Pahamilah tentang struktur tabel. Tabel terdiri dari ruas atau kolom. Setiap kolom mewakili satu aspek di dalam catatan basis data. Sebagai contoh, jika Anda sedang membuat basis data untuk karyawan, Anda mungkin memiliki kolom "NamaDepan""NamaBelakang""Alamat", dan "NomorTelepon".
  8. 8
    Buatlah sisa kolom yang Anda perlukan. Ketika Anda sudah selesai mengisi ruas untuk Primary Key, Anda akan melihat ada ruas baru yang muncul di bawahnya. Di dalam ruas baru, Anda dapat memasukkan kolom selanjutnya. Isilah ruas yang menurut Anda perlu diisi, dan pastikan bahwa Anda memilih jenis data yang tepat untuk informasi yang akan dimasukkan ke dalam kolom tersebut:
    • nchar(#) - Tipe data ini seharusnya digunakan untuk teks, misalnya nama, alamat, dan lain-lain. Angka yang di dalam tanda kurung adalah jumlah maksimal karakter yang bisa dimasukkan ke dalam ruas. Dengan menentukan batas ukuran, Anda memastikan bahwa ukuran basis data tetap dapat diatur. Nomor telepon seharusnya disimpan dalam format ini, karena Anda tidak menggunakan fungsi matematika dengan nomor telepon.
    • int - Tipe data ini digunakan untuk catatan yang hanya mengandung angka, dan biasanya digunakan untuk ruas ID.
    • decimal(x,y) - Tipe data ini digunakan untuk menyimpan angka dalam bentuk desimal, dan angka di dalam tanda kurung menentukan jumlah digit angka dan jumlah digit desimal di belakang angka, secara berurutan. Sebagai contoh, decimal(6,2) akan menyimpan angka dalam bentuk 0000.00.
  9. 9
    Simpan tabel Anda. Setelah selesai membuat kolom, Anda harus menyimpan tabel sebelum memasukkan informasi ke dalamnya. Klik ikon Save pada bilah alat, lalu masukkan nama tabel. Anda disarankan untuk memberi nama tabel yang dapat membantu untuk mengenali isi tabel, terutama untuk basis data yang lebih besar dengan banyak tabel.
  10. 10
    Masukkan data ke dalam tabel. Setelah menyimpan tabel, Anda bisa mulai memasukkan data ke dalamnya. Perluas direktori Tables di dalam jendela Object Explorer. Jika tabel baru Anda tidak terdapat di dalam daftar. klik kanan direktori Tables, lalu klik Refresh. Klik kanan pada tabel, lalu pilih "Edit Top 200 Rows".[4]
    • Jendela tengah akan menampilkan ruas yang bisa Anda gunakan untuk mulai memasukkan data. Ruas ID Anda akan diisi secara otomatis, sehingga Anda dapat mengabaikannya sekarang. Isilah informasi untuk sisa ruas yang tersedia. Ketika Anda mengeklik baris berikutnya, Anda akan melihat ruas ID pada baris pertama terisi secara otomatis.
    • Teruskan proses ini hingga Anda selesai memasukkan semua informasi yang diperlukan.
  11. 11
    Gunakan perintah Execute pada tabel untuk menyimpan data. Klik tombol Execute SQL pada bilah alat setelah Anda selesai memasukkan informasi untuk menyimpannya ke dalam tabel. Server SQL akan dijalankan di belakang layar untuk menguraikan data ke dalam kolom yang telah Anda buat. Tombol Execute SQL terlihat seperti tanda seru berwarna merah. Anda juga bisa menekan Ctrl+R untuk melakukannya.
    • Jika terdapat kesalahan di dalam data yang dimasukkan, catatan yang mengandung data yang salah akan ditunjukkan sebelum tabel dieksekusi.
  12. 12
    Panggil data Anda dengan query. Pada tahap ini, basis data Anda telah selesai dibuat. Anda dapat membuat tabel sebanyak mungkin sesuai keperluan di dalam setiap basis data (setiap basis data memiliki batasan, tetapi kebanyakan pengguna tidak perlu mengkhawatirkannya kecuali jika pengguna mengerjakan basis data tingkat perusahaan). Anda sekarang dapat memanggil data untuk membuat laporan atau untuk tujuan administratif lainnya. Carilah artikel WikiHow untuk mendapatkan informasi yang mendetail dalam memanggil data dengan query.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar