Rabu, 25 November 2015

Merubah File konfigurasi PHP / php.ini

Mengenal dan Merubah File konfigurasi PHP / php.ini

 
 PHP menyimpan semua konfigurasi dalam satu file yang disebut php.ini. File inilah yang mengatur bagaimana PHP mengeksekusi script. Anda bisa mencari file ini pada direktori tempat PHP Anda diinstall.


 Mencari file php.ini dengan phpinfo() 
Untuk mengetahui lokasi file php.ini, jalankan XAMPP dan web server Apache, lalu dari halaman awal localhost, cari menu phpinfo() pada menu sebelah kiri.
Gambar 1. Tampilan phpinfo

Didalam tampilan phpinfo(), akan terlihat seluruh konfigurasi PHP. Namun anda tidak bisa mengubah konfigurasi tersebut pada halaman ini, tapi harus mengubahnya langsung pada file php.ini. Anda juga bisa menampilkan phpinfo dengan membuat sebuah file PHP, dan menuliskan kode berikut:
1
2
3
<?php
   echo phpinfo();
?>

Carilah baris Loaded Configuration File, anda akan melihat path php.ini.
Gambar2. Loaded Configuration File
Sehingga Tampilan Filenya seperti ini 

Gambar 3. Letak php.ini

bagaimana jika script diatas tidak berjalan? kemungkinan terbesar didalam file php.ini seting expose_php=off, maka carilah letak instalasi PHP anda, dan cari php.ini secara manual di folder instalasinya kemudian pastikan expose_php =on

Mengapa saya harus tahu konfigurasi php.ini?
Kebanyakan programmer pemula akan menganggap bahwa setiap script yang dia buat dan error atau tidak berjalan sebagaimana mestinya akan mengira bahwa scriptnya lah yang salah, padahal belum tentu, misalkan secara default file konfigurasi php hanya membolehkan maximum_upload=2M. Ketika anda mengupaload lebih dari 2M, maka pasti script error/file gagal di upload, hanya melihat dan menganalisa script yang anda buat tidak akan menyelesaikan masalah, maka anda harus mengubah file php.ini agar maximum uploadnya bisa lebih dari 2M.

Parameter apa saja yang harus saya tahu?
Ada beberapa parameter utama yang harus anda perhatikan agar script anda portabel dan anda tidak kebingungan ketika script anda idak jalan, semua parameter berikut ini adalah penting untuk tahap “development/coding” dan disarankan statusnya ON, seballiknya, parameter dibawah ini disarankan di OFF kan pada server produksi demi alasan keamanan dan performa. berikut ini adalah parameternya :
  1. Loaded Configuration file 
  2. Letak file konfigurasi dari file php.ini, anda harus tahu letak file ini agar bisa mengubah setting PHP.
  3. php version 
  4. Versi dari PHP, beberapa CMS dan framework mensyaratkan berjalan pada php versi tertentu, anda bisa melihat baris PHP version dengan mudah dari hasil eksekusi file script phpinfo diatas.
  5. URL Open & URL Include
  6. allow_url_fopen=on
    on artinya kita bisa membuka file dari script PHP, misal anda mengedit file ,
    allow_url_include=on
    url include artinya anda dibolehkan menginclude file. anda pasti sering melihat code php dimana terdapat baris include(‘foo.php’);. Jika baris ini di off, maka dipastikan script include anda tidak akan bekerja. Hal ini pernah saya alami, dimana script jalan di komputer development namun tidak berjalan di komputer client.
  7. Display Error
  8. display_error=on
    display_startup_error=on
    Pada saat development, sangat disarankan dua baris ini dipastikan on, jika ini dalam posisi off, anda akan kesulitan melakukan pencarian error, karena di halaman browser hanya muncul “BLANK” tanpa keterangan apapun, sedangkan ekssekusi perintah php gagal di jalankan. dan jangan lupa baris error reporting dipastikan E_ALL|E_STRICT
    error_reporting=E_ALL | E_STRICT
  9. Open tag
  10. PHP mempunyai 3 tag pembuka diantaranya , yang kedua dan yang ketiga <%…..%>. Cara pertama adalah yang paling direkomendasikan, namun kadang ada programmer yang lebih memilih cara kedua (short_open_tag) atau cara ketiga (asp_tag), pastikan dua baris berikut ini on di php.ini, jika anda terbiasa memakai short_open_tag, namun di server baris konfigurasi ini dibuat off, maka dijamin script anda tidak akan di eksekusi.
    short_open_tag=on
    asp_tags=on
  11. Maximal file upload
  12. file_uploads=ON
    upload_max_filesize=2M
    baris pertama menghidupkan fitur file upload, sedangkan baris kedua menentukan maximal file uplaod. Gantilah baris diatas sesuai kebutuhan, jika di website anda menginginkanfile upload maximal 10 M baris diatas harus diganti menjadi upload_max_filesize=10M.
  13. Waktu eksekusi dan Limit memori 
    max_execution_time=30
    memory_limit=128M
    Baris pertama berfungsi untuk membatasi waktu eksekusi script maximal 30 detik. Untuk script biasa mungkin cukup, namun jika script anda melakukan pemrosesan yang lama, naikan saja batasnya menjadi 60 (detik). Sedangkan baris kedua menentukan batas memori yang bisa dipakai oleh PHP. Jika anda punya server dengan RAM 2GB, maka dengan konfigurasi diatas, tetap saja memori yang dipakai oleh PHP maximal 128M, untuk website kecil tidak akan berpengaruh banyak, namun untuk website yang besar dengan user ratusan maka disarankan anda menaikan batasan memorinya.
- See more at: http://www.furhanm.com/2014/03/mengenal-dan-merubah-file-konfigurasi.html#sthash.IXJwVHy7.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar