Minggu, 27 Oktober 2019

VMware converter

ips Memindahkan Mesin Fisik ke Virtual Machine (P2V) Menggunakan VMWare Converter-Bagian 2

https://www.download3k.com/Install-VMware-vCenter-Converter-Standalone.html
https://www.excellent.co.id/product-services/vmware/tips-memindahkan-mesin-fisik-ke-virtual-machine-p2v-menggunakan-vmware-converter-bagian-2/

Tips Memindahkan Mesin Fisik ke Virtual Machine (P2V) Menggunakan VMWare Converter-Bagian 2

Setelah melakukan download file installer VMWare Converter melalui halaman http://www.vmware.com/go/getconverter, kita bisa langsung melakukan instalasi dengan cara double klik file installer tersebut. VMWare Converter adalah file exe biasa yang bisa langsung dijalankan di sistem operasi Windows.
Proses instalasi relatif mudah karena hanya perlu mengikuti wizard yang diberikan.
Setelah proses instalasi selesai, jalankan VMWare Converter dan pilih tombol “Convert Machine” pada bagian toolbar. Berikut adalah contoh tampilan wizard saat hendak melakukan proses convert mesin fisik yang sedang menyala (api kaleee, menyala. Maksudnya, yang sedang aktif gitu lho 😀 )
Memilih sistem/komputer yang hendak diconvert. Bisa memilih apakah convert sistem yang sedang berjalan (physical computer), VM didalam VMWare Workstation atau VM didalam VMWare vSphere (Virtual Infrastructure). VMWare Converter juga bisa melakukan migrasi sistem Hyper-V (sistem Virtualization milik Microsoft) ke dalam VMWare vSphere.
Setelah menentukan sumber sistem yang akan diconvert, tahap berikutnya adalah menentukan tujuannya. Biasanya tujuan untuk sistem adalah Virtual Infrastructure alias sistem VMWare vSphere atau bisa juga dalam bentuk VMWare Workstation.
Setelah menentukan tujuan/lokasi penampung, kita dapat menentukan opsi-opsi yang diinginkan, misalnya partisi yang hendak diconvert, ukuran CPU, RAM, jenis harddisk (thick/thin) dll. Saran saya, lakukan eksplorasi opsi-opsi yang ada secara detail agar bisa memilih pilihan yang paling pas. Saya misalnya, kadang tidak memasukkan partisi tertentu karena partisi tersebut tidak perlu dikonversi (datanya tidak terlalu penting). Hal ini akan membuat proses konversi berjalan lebih cepat.
Saya juga lebih memilih thin provisioning agar ukuran harddisk ditempat baru hanya mengisi kapasitas harddisk sesuai dengan ukuran sebenarnya, bukan ukuran yang dialokasikan.
Setelah selesai, kita tinggal menunggu proses migrasi yang dilakukan. Sebagai gambaran, saya pernah melakukan konversi harddisk sebesar 40 GB melalui jaringan dan membutuhkan waktu sekitar 30-40 menit. Semakin besar ukuran harddisk yang dikonversi tentu akan semakin lama pula proses yang dibutuhkan untuk melakukan proses migrasi.
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar