DevOps Engineer adalah profesional IT yang bekerjasama dengan software developer, system operators, dan staff IT production untuk mengawasi code releases dan deployments. DevOps sendiri merupakan singkatan dari kata development dan operations. Ini merupakan sebuah praktek yang bertujuan untuk menggabungkan proses development, quality assurance, deployment dan integration ke dalam suatu rangkaian proses yang berkelanjutan. Untuk mengerjakan tugas tersebut, DevOps Engineer harus menguasai beberapa tools,
4 Tools yang Harus Dikuasai untuk Membantu Tugas DevOps Engineer
Jenkins
Jenkins merupakan automation server yang bersifat open source serta bebas untuk digunakan. Alat ini dapat membantu mengotomatisasi proses software development dengan continuous integration (CI) dan memfasilitasi aspek teknis untuk continuous delivery (CD). Dengan Jenkins, Anda dapat mengatur dan menyesuaikan CI/CD pipeline sesuai dengan apa yang Anda butuhkan. Jenkins menjadi alat yang populer di kalangan DevOps Engineer karena menawarkan lebih dari 1000 plugin yang dapat terintegrasi dengan hampir semua alat DevOps.
Baca Juga: Hal-hal yang Harus Mulai Dipelajari untuk Menjadi Full Stack Developer
Git
Git juga menjadi tools populer yang banyak digunakan oleh DevOps Engineer. Alat ini memiliki fungsionalitas, kinerja, keamanan, dan fleksibilitas yang dibutuhkan oleh tim pengembang. Alat ini juga berfungsi sebagai alat Devops untuk distributed version-control yang penting.
Dengan Git, Anda dapat melacak progres atau kemajuan dari pengembangan sebuah projek dan melihat jika ada perubahan kode di dalam source code. Hal ini tentu akan sangat membantu DevOps Engineer terutama ketika mereka harus mengimplementasikan CI/CD pipeline.
Selenium
Selenium merupakan automation testing tool untuk web application yang dilakukan pada berbagai browser seperti Mozilla Firefox , Internet Explorer, Google Chrome , Safari atau pun Opera. Alat ini biasanya akan digunakan oleh tim QA untuk membantu proses software testing. Dengan alat ini, Anda dapat melakukan proses pengujian berkelanjutan untuk menguji kinerja dan fungsionalitas kode yang dikembangkan.
Baca Juga: Alasan Banyak Tester Menggunakan Selenium untuk Automation Testing
Docker
Sejak diluncurkan pada tahun 2013, Docker menjadi container management tool yang sudah semakin berkembang dan dianggap sebagai salah satu tools penting untuk DevOps Engineer. Docker digunakan pada tahap deployment untuk kontainerisasi aplikasi sehingga aplikasi dapat bekerja secara efisien untuk environment yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar